School: Universitas Negeri MalangURL: http://jurnal-online.um.ac.id/article/do/detail-article/1/15/1232Abstract:
Wayang Topeng Malang Lakon Lahire Panji merupakan salah satu karya seni warisan leluhur yang mengandung kompleksitas dalam penyajiannya. Peneliti ingin mengkaji wayang topeng tersebut karena di dalamnya terdapat nilai moral dan nilai estetik yang menjadi pangkal pengalaman estetik yang berguna bagi manusia dalam mengaktualisasikan dirinya dalam hubungan sosial bermasyarakat.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan latar belakang penciptaan dan nilai estetik yang terkandung pada Wayang Topeng Malang Lakon Lahire Panji karya Mochammad Soleh Adi Pramono dari Padepokan Seni Mangun Dharmo, Tumpang, Malang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk menjaga keabsahan data, dilakukan trianggulasi data. Tahap analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan/verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh dua kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, lewat Lakon Lahire Panji Mochammad Soleh Adi Pramono ingin berupaya memberi sumbangsih dalam hal ajaran-ajaran moral kepada masyarakat, terutama generasi muda yang mulai larut dalam era kekinian yang perlahan menghapus rasa kepemilikan atas budaya bangsa sendiri. Kedua, nilai -nilai estetika tercermin pada beberapa atribut pertunjukan yang dalam hal ini adalah topeng malang dalam Lakon Lahire Panji. Nilai estetik tersebut dapat ditangkap pada adanya pengorganisasian media estetik yang meliputi garis;bentuk dan ruang; warna; dan tekstur, di mana kesemua media estetik tersebut terepresentasi ke dalam hasil tatah dan sunggingan, serta bentuk keseluruhan topeng. Kaidah visualisasi estetik guna mendapatkan kualitas estetik juga diterapkan dalam topeng tersebut.
Atribut kualitas estetik seperti kesatuan, keteraturan, dan keberagaman dapat dicapai diantaranya dengan menciptakan keseimbangan, keselarasan, kesebandingan, irama, dan kevariasian lewat penataan media
estetik tersebut.
Disarankan dari hasil penelitian ini agar pembuat topeng di Padepokan Seni Mangun Dharmo khususnya, serta komunitas Wayang Topeng Malang lain pada umumnya agar terus menggali ide-ide yang bersumber dari nilai estetik tersebut di atas. Nilai estetik tersebut nantinya diharapkan juga memberi pengaruh besar bagi pemerhati dan pelaku seni pertunjukan tradisional untuk terus berkarya guna mempertahankan kelangsungan hidup budaya bangsa Indonesia.
--------------------------------------------------
Mask Puppet of Malang Story The Born of Panji is one of heritage arts. By its performance complexity, it contains of the values of morality and esthetic that be comes the root of esthetic experience useful for people in actualizing themselves in the social society.
This research purposes to describe the background and the value of esthetic contained in some masks in Mask Puppet of Malang Story The Born of Panji by Mochammad Soleh Adi Pramono from Padepokan Seni Mangun Dharmo Tumpang - Malang.
This research used qualitative approach by descriptive method. The collecting data were by interviewing, observation, and documentation.
To keep the validity of data, it was used resource triangulation. To analyze the data, it used reducing and setting the data, it was also verification.
Based on the result of the research, there were two conclusions. Firstly, by the Born of Panji, Mochammad Soleh Adi Pramono wanted to try to give valuable thing in morality for society especially young generation who took nowdays value too deep – those, slowly but surely, it eliminated the owning of their own culture. Secondly, the values of esthetic showed on some performance, here, Malang mask in the Born of Panji. Those could be taken from the organizing of the esthetic media. They were line; form and space; colour; and texture. They were represented into infaid and feature of the face, also the form of all masks. The rule of esthetic visualization that was to get the quality of esthetic was also used on those masks. The attribute of esthetic qualities such as unity, regularity, and variety could be got by creating the balance, the harmony, the equality, the rhythm, and the variety by the setting of the esthetic media.
From the result of the research, it is suggested for the mask maker - especially in Padepokan Seni Mangun Dharmo and generally for other community of Mask Puppet of Malang to keep digging ideas from the values of esthetic above. The values, hopefully, can give great influence for concerning person and artist of tradisional performance to keep working to maintain the existence of Indonesian culture.
[Export BibTeX]